MAKALAH
PREFORMULASI SEDIAAN
SIRUP
Disusun
Oleh :
§
HASNA DWI NUR LAILI
§
SHALSABILLA
§
SELLY GESILLIA PUTRI
SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN
HARAPAN MULYA
PONOROGO
2016/2017
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI
KATA PPENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………..
1.3 Tujuan………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Definisi Sirup………………………………………………………
2.2
Komponen Sirup……………………………………………………
2.3
Jenis Sirup………………………………………………………….
2.4
Keuntungan dan Kerugian Sirup…………………………………
2.5
Evaluasi Sediaan Mutu……………………………………………
2.6
Preformulasi Sirup…………………………………………………
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur saya panjatkan kepada
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah_Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini pada waktunya.Makalah ini berisi tentang sediaan
sirup.
Makalah ini dibuat
berdasarkan beberapa sumber yang bersangkutan dengan materi. Dalam penyusunan
makalah ini, tentulah saya banyak menemukan berbagaihambatan dan kendala karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang sayapunya. Saya menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna baik seara penyajianataupun kelengkapannya.Tak
lupa, saya juga mengucapkan terima kasih kepadaberbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak di bidang farmasi dan bidang kesehatan pada
umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.
Wb.
Ponorogo, 22 November 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sirup adalah salah satu
bentuk sediaan cair yang dalam dunia farmasi yang dikenal luas oleh masyarakat.
Saat ini, banyak sediaan sirup yang beredar di pasaran dari berbagai macam
merk, baik yang generic maupun yang paten.Biasanya, orang-orang mengunakan sediaan
sirup karena disamping mudah penggunaannya, sirup juga mempunyai rasa yang
manis dan aroma yang harum serta warna yang menarik sehingga disukai oleh
berbagai kalangan, terutama anak-anak dan orang yang susah menelan obat dalam
bentuk sediaan oral lainnya. Salah satunya yaitu sirup auranti atau sirup jeruk
manis.
Sirup didefinisikan sebagai
sediaan cair yang mengandung sukrosa. Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa
tidak kurang dari 64% dan tidak lebiih dari 66%. Secara umum, sirup dibagi
menjadi 2 macam yaitu Non Medicated Syrup/Flavored Vehicle Syrup (Seperti
cherry syrup, cocoa syrup, orange syrup) dan Medicated Syrup/Sirup Obat
(Seperti sirup piperazina sitrat, sirup isoniazid).
Non Medicated Syrup adalah
sediaan syrup yang tidak mengandung bahan obat, melainkan hanya mengandung
gula, perasa, pengawet dan perwarna sedangkan Sirup Obat mengandung bahan
obat/Zat berkhasiat.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apa definisi dari Sirup ?
1.2.2
Apa saja komponen sirup ?
1.2.3
Apa saja jenis-jenis sirup ?
1.2.4
Apa keuntungan dan kerugian sirup?
1.2.5
Bagaimana evaluasi sediaan mutu sirup ?
1.2.6
Bagaimana contoh preformulasi dari Sirup ?
1.3 Tujuan
1.3.1
Untuk mengetahui tentang definisi sirup
1.3.2
Untuk mengetahui tentang komponen dari sirup
1.3.3
Untuk mengetahui tentang keuntungan dan kerugian sirup
1.3.4
Untuk mengetahui evaluasi sediaan mutu sirup
1.3.5
Untuk mengetahui preformulasi pembuatan sediaan sirup
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Sirup
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sukrosa. Kecuali dinyatakan
lain, kadar sakarosa, C12H22O11, tidak kurang
dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0% (FI III).
Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau perngganti gula
dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat (Ansel, 1989).
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang
berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh dengan sukrosa).
Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali dinyatakan lain (Syamsuni,
2007).
Sirup adalah sediaan cairan kental untuk pemakaian dalam, yang minimal
mengandung 90% sakarosa (Voigt, 1984).
Sirup (Sirupi) adalah merupakan larutan jernih berasa manis yang dapat
ditambahkan Gliserol, Sorbitol, Polialkohol yang lain dalam jumlah sedikit
dengan maksud untuk meningkatnya kelarutan obat dan menghalangi pembentukan hablur
sukrosa. Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali dinyatakan lain.
Larutan gula yang encer, merupakan medium pertumbuhan bagi jamur, ragi, dan
bakteri (Anief,1994).
2.2
Komponen Sirup
1. Zat aktif
Zat utama / zat yang berkhasiat
dalam sediaan sirup.
2. Pelarut
Pelarut adalah cairan yang dapat
melarutkan zat aktif atau biasa disebut sebagai zat pebawa. Contoh pelarut
adalah air, gliserol, propilenglikol,etanol,eter, dll.
3. Pemanis
Pemanis merupakan zat tambahan
dalam suatu sirup, pemanis ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada sirup.
Karena sirup identik dengan rasa manis. Contoh dari pemanis adalah sukrosa.
4. Zat penstabil
Zat penstabil dimaksudkan untuk
menjaga agar sirup dalam keadaan stabil contoh dari zat penstabil adalah
antioksidan, pendapar, pengkompleks, dll.
5. Pengawet
Pengawet ditambahkan pada sediaan
sirup bertujuan agar sirup tahan lama dan bisa di pakai berulang- ulang.
Penambahan pengawet biasanya pada sediaan dengan dosis berulang. Pengawet yang
dapat digunakan pada sediaan sirup antara lain adalah sodium benzoat, metil
paraben dan propil paraben.
6. Pewarna
Pewarna adalah zat tambahan untuk
sediaan sirup atau biasa disebut corigen coloris. Pewarna ditambahkan jika
diperlukan. Penambahan pewarna biasanya agar sediaan menjadi lebih menarik dan
tidak berwarna pucat. Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak
bereaksi dengan komponen lain dalam syrup dan warnanya stabil dalam kisaran pH
selama penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama
tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat konsisten
dengan rasa. Contoh pewarna yang dapat digunakan pada sediaan sirup antara lain
adalah sunset yellow dan tartrazine yang akan memberikan warna kuning. Warna
sirup harus menyesuaikan dengan perasa yang ditambahkan.
7. Perasa
Penambahan perasa ini hanya jika
diperlukan, ditambahkan jika sediaan sirup yang akan di berikan pada pasien
kurang enak atau terlalu pahit. Perasa dan pewarna harus sesuai.
2.3
JENIS – JENIS SIRUP
Ada 3 macam sirup, yaitu (SMF. 2004. Teori Ilmu Resep jilid II, Jakarta):
Sirup simpleks : mengandung
65% gula dengan larutan nipagin 0,25% b/v.
· Sirupobat :
mengandung 1 jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan dan digunakan
untuk pengobatan.
· Sirup pewangi : tidak
mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau zat penyedap lain.
Tujuan pengembangan sirup ini adalah untuk menutupi rasa tidak enak
danbauobatyangtidak
2.4
Keuntungan dan Kerugian
Sirup
Keuntungan dari
bentuk sediaan sirup adalah (SMF.
2004. Teori Ilmu Resep jilid II, Jakarta) :
1. Sesuai untuk pasien yang
sulit menelan (pasien usia lanjut, parkinson, anak - anak).
2. Obat
terlarut lebih mudah diabsorpsi
3. Pendosisan
fleksibel
4. Varian
rasa obat banyak
Kerugian dari
bentuk sediaan sirup adalah (SMF.
2004. Teori Ilmu Resep jilid II, Jakarta) :
1. Tidak
cocok untuk obat yang tidak stabil dalam bentuk larutan
2. Formulasi
sulit untuk bahan berkelarutan rendah
3. Tidak bisa untuk sediaan
yang sukar larut dalam air (biasanya dibuat suspense atau eliksir).
2.5 Evaluasi Sediaan Mutu
1.
Evaluasi Sediaan sirup terdiri dari :
a.
In Process Control (IPC), meliputi :
1)
Organoleptik (Farmakope
Indonesia edisi IV)
Tujuan :Memeriksa
kesesuaian bau, rasa dan warna denganspesifikasi
yang
telahditentukan
Prinsip : Pemeriksaan bau, rasa dan warna menggunakan
panca indra
Syarat : Bau, rasa dan warna sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan.
2)
Penetapan pH (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan : Mengetahui pH sediaan
Prinsip
:Pengukuran pH menggunakan pH
meter yang telah dikalibrasi
Syarat :pH sediaan sirup sesuai dengan spesifikasi
yang telah
ditetapkan
3)
Uji Kejernihan (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan : Untuk memastikan bahwa larutan yang diuji
jernih dan
bebaspengotor
Prinsip : Membandingkan kejernihan larutan uji dengan
suspense
padanan(pembanding). Pengamatan dilakukan dibawah
cahaya yang terdifusi,tegak lurus kea rah
bawah tabung
dengan latar belakang hitam.
Alat
uji kejernihan : Tabung reaksi alas datar dengan diameter 15 m,tidak
berwarna,transparan dan terbuat dari kaca netral.
Syarat :
Kejernihan sama dengan air atau pelarut yang diamati.
4)
Bobot Jenis (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan :Menjamin sediaan memiliki bobot jenis yang
sesuai dengan
spesifikasi yang
telah ditetapkan.
Alatnya : Piknomemeter
Prinsip :Membandingkan bobot sediaan sesuai dengan
spesifikasi
bobot air dalam
volume dan suhu yang sama.
Syarat :Bobot jenis sediaan sesuai dengan
spesifikasi yang telah
ditetapkan.
5)
Viskositas/ kekentalan (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan :Memeriksa
kesesuaian viskositas dengan spesifikasi yang
telah ditetapkan.
Alat :
Viscometer Hoppler
Prinsip :Mengukur
kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung
pada suhu tetap dengan cara menghitung waktu
yang
dibutuhkan
oleh bola untuk menetukan jarak tertentu
melalui
cairan pada tabung.
Syarat :Nilai
viskositas sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
b.
Evaluasi Sediaan Akhir
1)
Organoleptik (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan : Memeriksa kesesuaian bau, rasa dan warna dengan
spesifikasi yang
telah ditentukan.
Prinsip : Pemeriksaan bau, rasa dan warna menggunakan
panca
indra.
Syarat :Bau, rasa dan warna sesuai dengan spesifikasi
yang
ditentukan.
2)
Penetapan pH (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan : Mengetahui pH sediaan.
Prinsip :Pengukuran pH menggunakan pH meter yang
telah
dikalibrasi.
Syarat :pH sediaan sirup sesuai dengan spesifikasi
yang telah
ditetapkan.
3)
Uji Kejernihan (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan : Untuk memastikan bahwa larutan yang diuji
jernih dan
bebas pengotor.
Prinsip :Membandingkan kejernihan larutan uji dengan
suspense
padanan
(pembanding). Pengamatan dilakukan dibawah
cahaya yang
terdifusi, tegak lurus kea rah bawah tabung
dengan latar
belakang hitam.
Alat uji kejernihan :Tabung reaksi alas datar
dengan diameter 15 m, tidak
berwarna, transparan dan terbuat
dari kaca netral.
Syarat : Kejernihan sama dengan air atau pelarut
yang diamati.
4)
Bobot Jenis (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan : Menjamin sediaan memiliki bobot jenis yang
sesuai
denganspesifikasi
yang telah ditetapkan.
Alatnya : Piknomemeter
Prinsip :Membandingkan bobot sediaan sesuai dengan
spesifikasi
bobot air dalam
volume dan suhu yang sama.
Syarat :Bobot jenis sediaan sesuai dengan
spesifikasi yang telah
ditetapkan.
5)
Viskositas/ kekentalan (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan :Memeriksa kesesuaian viskositas dengan
spesifikasi yang
telah ditetapkan.
Alat : Viscometer Hoppler
Prinsip :Mengukur kecepatan bola jatuh melalui cairan
dalam tabung
pada suhu tetap
dengan cara menghitung waktu yang
dibutuhkan oleh
bola untuk menetukan jarak tertentu
melalui cairan
pada tabung.
Syarat :Nilai viskositas sesuai dengan spesifikasi
yang telah
ditetapkan.
6)
Volume terpindahkan (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan :Sebagai jaminan bahwa sediaan sirup yang
dikemas
Dalam wadah
dosis ganda dengan volume yang tertera di
etiket
jikadipindah kan dari wadah asli akan memberikan
volumesediaan seperti tertera di etiket.
Alat : Gelas ukur kering.
Prinsip :Melihat kesesuaian volume sediaan jika
dipindahkan dari
wadah asli dengan
volume yang tertera di etiket.
Prosedur :10 wadah dipilih dan dikocok satu per satu
kemudian isi
wadah dituang
perlahan dalam gelas ukur didiamkan selama
kurang lebih 30
menit. Jika telah bebas gelembung udara
volume dapat di
ukur.
Penafsiran hasil :
·
Volume rata-rata campuran
sirup yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100% dan tidak
satupun yang kurang dari 95% dari volume
yang tertera di etiket.
·
Jika A volume rata-rata
kurang dari 100%, tetapi tidak ada satupun wadah yang volumenya kurang dari 95%
dari yang tertera di etiket atau
·
Jika B volume rarta-rata
tidak kuarang dari 100% dantidak lebih dari satu wadah yang volumenya kurang
dari 95% tetapi tidak kurang dari 90%
dari volume yang tertera pada etiket maka lakukan uji tambahan terhadap 20
wadah tambahan.
Kriteria penerimaan : Volume rata-rata yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang
dari 100% yang tertera di etiket, dan tidak lebih dari
satu botol yang bervolume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90% seperti
yang tertera di etiket.
7)
Identifikasi bahan aktif dalam sediaan (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan : Secara kualitatif memastikan bahwa bahan
aktiv yang ada
dalam sediaan
sirup memang benar-benar zat aktiv yang
diinginkan.
Metode : Sesuai dengan yang tertera pada monografi
sediaan sirup
dengan kandungan zat
aktif tertentu pada
Farmakope
Indonesia.
8)
Penetapan kadar zat aktif dalam sediaan (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan :Secara kuantitatif mengetahui konsentrasi
zat aktiv dalam
sediaan.
Metode : Sesuai dengan yang tertera pada monografi
sediaan sirup
dengan kandungan zat
aktif tertentu pada
Farmakope
Indonesia.
9)
Uji efektivitas pengawet (Farmakope Indonesia edisi IV)
Tujuan :Untuk mengetahui efektivitas dari pengawet
yang
digunakan. Jadi uji ini hanya
dilakukan untuk sediaan yang
mengandung pengawet.
2.6 Preformulasi Sirup “CHLORPROMAZINE HIDROKLORIDA
100mg/5mL”5
1.
Komponen sediaan sirup Chlorpromazine HCl
NO
|
KOMPONEN
|
FUNGSI
|
|
Chlorpromazine Hydrocloride
|
Zat Aktiv.
|
2.
|
Aquadest
|
Pelarut
|
3.
|
Sukrosa
|
Pemanis
|
4.
|
Gliserin
|
Pemanis
|
5.
|
Metil Paraben
|
Pengawet
|
6.
|
Pasta Jeruk
|
Perasa
|
7.
|
Sunset Yellow
|
Pewarna
|
2.
Studi preformulasi
2a. Zat Aktif
a.
Chlorpromazine hydrocloride (Farmakope Indonesia edisi
III hal 156)
Pemerian : Serbuk hablur putih, atau agak krem putih,
tidak berbau.
Warna menjadi
gelap karena pengaruh cahaya.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut
dalam etanol
dan dalam
kloroform, tidak larut dalam eter dan dalam
benzene.
Titik lebur : 195⁰ dan 198⁰.
Fungsi : Sebagai zat aktiv.
Konsentrasi : 100mg / 5ml
Wadah : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya
2b.
Eksipien
b.
Aquadest (Farmakope Indonesia edisi
III hal 98)
Pemerian : Cairan jernih tak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa
Stabilitas : Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil
dalam
bentuk
fisik (es, air, uap). Air harus disimpan dalam
wadah
sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaannya
harus
terlindung dari kontaminasi partikel-partikel ion dan
bahan
organik. Serta harus terlindung dari partikel-partikel
lain
dan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak
fungsi
air.
Penyimpanan
:Dalam wadah tertutup baik
c.
Sukrosa (Farmakope Indonesia edisi
IV, HOPE hal 703)
Pemerian :
hablur putih atau tidak berwarna masa hablur atau bentuk
kubus,
atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa manis,
stabil
di udara. Larutannya netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Sangat
mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
mendidih,
sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
kloroform
dan dalam eter.
Titik
leleh :
160⁰C-168⁰C
Stabilitas :
stabil dalam suhu kamar dan kelembapan relatif sedang,
sukrosa
akan mengalami karamelisasi jika dipanaskan
pada
suhu 60⁰C.
Inkompatibilitas
: Sukrosa dapat terkontaminasi oleh logam berat yang
dapat
menyebabkan inkompatibilitas zat aktivtertentu
misalnya
asam askorbat.
Fungsi : pemanis
Konsentrasi :
50-67%
Wadah : dalam wadah tertutup baik.
d.
Glycerin(Farmakope Indonesia edisi
I hal 271, HOPE )
Pemerian :Ccairan jernh seperti sirup, tidak berwana,
rasa manis,
hanya
boleh berbau khas (tajam/ tidak enak). Higroskopis,
netral
terhadap lakmus.
Kelarutan :Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol,
tidak larut
dalam
kloroformm, dalam eter, dalam minyak lemak dan
dalam
minyak menguap.
Titik
beku :
-1,6⁰C
Fungsi : Pemanis
Konsentrasi
:
≤ 20%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
e.
Methyl paraben (Farmakope Indonesia edisi
III hal 378 )
Pemeria :Hablur
kecil tidak berwarna / hablur serbuk. Berbau
khas
lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar.
Kelarutan :Sukar larut dalam air, benzena dan tetrakbrida
mudah
larut
dalam etanol dan eter.
Stabilitas :Stabil selama kurang lebih 4 tahun pada suhu kamar.
Sedangkan
pada suhu pH 8 lebih dapat meningkatkan
laju
hidrolisis. larutan
pada pH 3-6 dapat disterilkan
dalam
autoklaf pada suhu 120⁰C selama 20 menit serupa
dengan
penguraian larutan ini..
Fungsi : antimikroba / pengawet
Konsentrasi :
0,015-0,2%
f.
Pasta Jeruk
Pemerian : terbuat dari kulit jeruk segar diproses
secara mekanik.
Kelarutan : mudah larut dalam alkohol 90% asam asetat
glasial.
Stabilitas : dapat disimpan dalam wadah gelas dan
plastik.
Fungsi : pewarna
g.
Sunset yellow
Pemerian : Serbuk
kuning kemerahan didalam larutan memberikan
warna orange terang.
Kelarutan : Mudah
larut dalam air, glycerin dan propilenglikol.
Inkompatibilitas : Dengan asam askorbat, gelatin, glukosa.
Fungsi : Pewarna
3.
Formula sediaan sirup Chlorpromazien HCl
Akan dibuat sediaan sirup Chlorpromazien HCl 100 mg/5mL
sebanyak 60 ml, dengan formula sebagai berikut :
R/ Chlorpromazine hydrocloride 100mg/5ml
Sukrosa 50%
Glycerin 20%
Methyl Paraben 0,2%
Pasta Jeruk q.s
Sunset Yellow q.s
Aquadest ad
60ml
4.
Perhitungan
a.
Chlorpromazine Hydrocloride
Dalam 5ml = 100mg
Dalam 60ml =
× 100 mg = 1200mg

b.
Sukrosa
Dalam 5ml =
× 5ml = 2,5g

Dalam 60ml =
× 2,5g = 30g

c.
Glycerin
Dalam 5ml =
× 5ml = 1ml

Dalam 60ml =
× 1 = 12ml

d.
Methyl paraben
Dalam 5ml =
× 5ml = 0,01g

Dalam 60ml =
× 0,01 g = 0,012g

e.
Pasta Jeruk q.s
f.
Sunset yellow q.s
g.
Aquadest ad 60ml
5.
Alat dan Bahan
Alat :
1.
Beaker glass 100 mL
2.
Batang pengaduk
3.
Timbangan
Bahan :
1.
Chlorpromazine hydrochloride
2.
Sukrosa
3.
Glycerin
4.
Methyl Paraben
5.
Pasta Jeruk
6.
Sunset Yellow
7.
Aquadest
4.
Prosedur
Pembuatan
1)
Mengkalibrasi beaker glass
dengan volume 60ml.
2)
Larutkan chlorprmazine
hydrocloride dalam air.
3)
Larutkan sukrosa dalam air.
4)
Larutkan methyl paraben
dalam air.
5)
Larutkan pasta jeruk dalam
air.
6)
Larutkan sunset yellow
dalam air.
7)
Larutkan larutan chlorprmazine hydrocloride ke dalam beaker
glass.
8)
Masukkan larutan sukrosa ke
no 7 => aduk hingga homogen
9)
Masukkan glycerin 12ml ke
no.8 => aduk hingga homogen
10) Masukkan
no.8 ke no.9 => aduk hingga homogen
11) Masukkan
larutan pasta jeruk ke no.10 => aduk hingga homogen
12) Masukkan
sunset yellow ke no.11 => aduk hingga homogen
13) Tambahkan
aquadest ke no.12 => ad tanda batas aduk hingga homogen
14) Lakukan
evaluasi sediaan sirup.
5.
Evaluasi Sediaan Mutu
1.
Evaluasi Sediaan sirup terdiri dari :
a.
In Process Control (IPC), meliputi :
1)
Organoleptik
2)
Penetapan pH
3)
Uji Kejernihan
4)
Bobot Jenis
5)
Viskositas/ kekentalan
b.
Evaluasi Sediaan Akhir
1)
Organoleptik
2) Penetapan
pH
3) Uji
Kejernihan
4) Bobot
Jenis
5)
Viskositas/ kekentalan
6) Volme terpindahkan
7) Identifikasi
bahan aktif
dalam sediaan
8) tapan
kadar zat aktif
dalam sediaan
9) Uji
efektivitas pengawet
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam pembuatan sirup harus diperhatikan berbagai
aspek yang dapat mempengaruhi hasil akhir dari sediaan yang dihasilkan.
Berbagai aspek itu antara lain pemahaman dasar mengenai sediaan sirup, komponen
dalam sirup, sifat kimia fisika, dan prinsip-prinsip dalam pengerjaan mulai
dari pemilihan metode kerja yang sesuai dengan bahan yang digunakan sampai pada
uji mutu dan kestabilan obat dalam penyimpanan.
3.2 Saran
Kami
mengharapkan bimbingan dan arahan dalam membuat makalah dari guru pembimbing
sebagai bekal dalam pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anief,
M. 1990. ”Ilmu Meracik Obat”. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Farmakope
Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Farmakope
Indonesia edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
SMF.
2004. Teori Ilmu Resep jilid I, Jakarta.
SMF.
2004. Teori Ilmu Resep jilid II, Jakarta.
mau nanya perbedaan gula sebelum inversi dengan sesudah inversi apa ya?
BalasHapus